KETIKA Allah Swt berkata ‘kun fayakun’, (terjadi, maka terjadilah!) tidak ada satupun yang bisa mengelak atau menghentikannya. Bahkan gempa bumi yang dahsyat sekalipun, tidak bisa menghalangi apa yang sudah menjadi kehendak-Nya.
Keajaiban kembali terjadi di tanah Turki dan Suriah. Dua negara yang Senin (6/2) lalu diguncang gempa bermagnitudo 7,4 kembali menghadirkan kisah mengharukan. Bukan hanya komplek makam Sayyidah Zaynab yang masih kokoh berdiri, meskipun sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun, namun tentang kisah seorang bayi mungil yang baru saja dilahirkan dan berhasil ditemukan dalam keadaan selamat di bawah puing-puing bangunan.
Ya, bayi ajaib itu berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh keluarganya. Kebesaran Allah Swt datang menyelamatkannya, tatkala sang ibu beserta empat kakak dan ayahnya tewas dalam tragedi alam tersebut. Yang membuatnya takjub, tali pusar bayi tersebut masih terhubung dengan jasad sang ibu.
Video penyelamatan bayi yang baru berusia satu hari ini pun menjadi viral. Bagaimana tidak, bocah kecil ini mampu bertahan selama tiga hari di bawah reruntuhan bangunan, tanpa cahaya, dan minim udara. Pantaslah kalau kita semua menyerukan kebesaran Allah Swt. Allahu Akbar!
Kisah dimulai saat keluarga besar si bayi berusaha untuk mencari keluarganya yang mungkin saja masih selamat. Dalam pencarian dan usaha menyingkirkan puing-puing bangunan, kaki sang jabang bayi menyembul keluar disertai rintihan dari mulut mungilnya.
Sontak, keluarga langsung menarik kaki mungil tersebut dan si bayi berhasil diselamatkan.
Saat ini, kondisi bayi tersebut dalam keadaan baik, tetapi masih harus mendapatkan penanganan serius dari tim medis. Sebab, tiga hari bukanlah waktu yang sebentar untuk bayi kecil bisa bertahan hidup. Paru-parunya tentu sudah banyak terisi debu dari reruntuhan tempat tinggalnya. Itulah yang menjadi perhatian serius para tenaga medis.
Setelah sang jabang bayi berhasil diselamatkan, barulah keluarga lainnya mengevakuasi ayahnya Abdullah, ibunya Afraa, dan empat saudara kandung beserta seorang bibi.
Tubuh ketujuh orang terkasih dari sang bayi itu kemudian dibaringkan di lantai rumah kerabat menjelang pemakaman bersama.
KOMENTAR ANDA